Selasa, 05 Februari 2013

Alam Kubur


ALAM KUBUR bagian 2


………..Pupus sdh harapanku utk mendapatkan pertolongan dr keluarga, anak2 dan isteriku. Kepada siapa lagi aku berharap sdg dari anak2 dan isteriku sj tdk dpt menolongku. Aku menyesal tlh salah mendidik dan mengarahkan anak2ku dulu ketika aku msih hidup di alam dunia. Seharusnya aku mendidik mereka menjadi anak yg sholeh dan bukan anak yg toleh. Aku katakan dmkian krn yg ditoleh oleh anak2 ku adalah hanya harta, pangkat dan derajad yg semuanya itu tdk ada manfaatnya ketika sdh berada di alam barzah. Harusnya dulu aku mendidik mereka menjadi anak yg tawadlu’. Bukan anak yg keladuk, yach.. keladuk mencintai dunia hingga lupa akhiratnya.

Dlm aku melamun sambil merasakan hantaman gada itu, tiba2 datang aku melihat ada serombongan org2 yg turun dari 2 bus yg mana org2 tsb sebagian besar sdh aku kenal. Mereka adalah karyawan pabrik yg kini sdh dikelola oleh anak2ku. Aku yaqin mereka pasti akan menziarahi kuburku. Senang hati ini dan berharap mudah2an dg adanya do’a2 dr mereka akan mampu menghentikan siksaan ini dan syuku2 dpt mengakhiri siksaan yg aku terima. Ternyata benar perkiraanku. Terbukti dr serombongan org yg berjumlh 2 bus itu semuanya berjalan menuju ke arah pusaraku. Aku lihat semuanya berpakaian tanda berkabung dan hny sebagian kecil sj yg tdk. Itupun sebatas anak2 yg mereka ajak. Stlh mereka sampai di pusaraku, sebagian dr mereka ada yg sibuk sana-sini, ada yg bersih2 rumput, ada yg membetulkan pusaraku supaya lebih indah, mungkin.

Yg lebih menyakitkan hatiku adlh ada yg membawa camera video utk mengabadikan event tsb shg disibukkan dg ulah geraknya yg seolah sdg melakukan shooting film. Aduh.. bangsat benar ini org, seandainya dia tahu bhw semua yg dilakukan itu tdk ada manfaatnya sama sekali utkku. Bukan itu yg aku minta, akan tetapi keikhlasan do’anya yg dikirm utkku yg mana akan mampu menghentikan siksaku itulah yg aku harapkan. Bukan action yg ia tonjolkan. Lebih parah lagi, sejumlah rombongan seperti sengaja beracting ketika tahu mereka sdg disorot camera video. Kmdian aku melihat sepertinya ada seorang ustadz yg duduk disamping pusaraku yg sepertinya akan memimpin do’a utkku. Mudah2an do’a yg dipimpin olehnya inilah yg tembus kepada 2 algojo maut itu. “Assalamu’alaikum Wr.Wb.” suara salam dr sang Ustadz menghentikan suara riuh dari org2 yg sibuk sendiri2 yg kmd menjawab salam tsb.

Stlh mendapt jawaban salamnya, sang ustadz melanjutkan bicaranya yg intinya para peziarah diminta keikhlasanya berdo’a utk dikirimkan kpdku.

Diantara kalimat2 yg disampaikan oleh ustadz tsb adalah : “Bapak2 dan ibu2 serta semua yg hadlir disini, kita semua tahu bhw almarhum adlh org yg baik, dermawan, suka menolong dan org yg tlh menyempurnakan rukun islam yg ke 5. Marilah kita do’akan semoga almarhum mendapatkan tempat yg layak disisiNya sesuai amal ibadah serta perbuatannya.” Kmdian suara koor bersama mengamini apa yg disampaikan oleh sang ustadz tsb “Amiin!”. Dlm hatiku memaki, justru malah gebugan demi gebugan aku terima sebagai akibat perbuatan ketika msh hidup di alam dunia : “Demiiiit!” mereka semua, kok malah mengamini perkataan ustadz itu.

Betapa seandainya mereka tahu bhw aku msh tetap dihajar habis2 an oleh 2 monster itu walaupun mereka semua berdo’a untukku. Kmdian aku lihat sang ustadz sdh memulai memimpin pembacaan tahlil dan tahmidz yg kmd dilanjutkan dg do’a-do’a yg diamini oleh seluruh peserta ziarah termasuk juga anak dan isteriku yg ada dlm rombongan tsb. Bersamaan dg kumandang tahlil itu diriku msh tetap sj mendapat gebugan yg membuat diriku protes kepada ke 2 monster itu : “Wahai algojo, mengapa aku tetap kau siksa sedang dirimu tahu ada serombongan orang yg sdg berdo’a utkku ?” tanyaku penasaran. “Do’a mereka tdk ada yg ikhlas! Ustadznya berdo’a krn berharap mendapat imbalan. Dan rombongan yg datang berziarah sdg memanfaatkan kesempatan mumpung ada gratisan dari pabrikmu yg sekarang dikelola oleh keluargamu.” Jwb monster itu sambil tetap sj menggebugi diriku. “Tapi disitu ada juga anak isteriku yg ikut berdo’a utkku ?” desakku dg penuh kejengkelan. ‘Keluargamupun juga tdk ada yg ikhlas ! Mereka kekuburmu krn agar dikatakan org sbg keluarga yg sholeh dan krn juga merasa syukur kepadamu krn kau tinggali harta yg banyak.” Jelas algojo itu.

Lemas sekujur tubuhku mendengar keterangan monster itu, dan kepada siapa lagi aku bergantung ?
Aku merenung memikirkan nasibku ke depan, masih jauh membentang dg ukuran waktu yg memanjang yg penuh siksaan berulang-ulang. Para pembaca yg budiman, aku berpesan agar nasibku ini tdk akan menimpa anda, maka persiapkanlah sedini mungkin hal2 sbb :

Didiklah putra-putri anda menjadi anak yg sholeh / shlolehah krn merekan akan mampu menolong anda ketika anda di alam kubur nanti.
Carilah ilmu dunia dan ilmu akhirat yg bermanfaat krn ilmu yg bermanfaat juga akan mampu menyelamatkan kita ketika kita sdh di alam barzah nanti.
Perbanyaklah amal jariyah yg mampu menghapus status kita dari Makhluk Alloh yg di adzab menjadi Mkhluk Alloh yg mendapat Rohmat atau pahala.

Ketiga hal itulah sesuatu yg dpt diibaratkan ATM akhirat kita dimana dlm perjalanan kita di alam barzah ketika kehabisan bekal kita bisa menggesek ATM yg saldo dlm rekeningnya telah terisi oleh 3 hal yg sdh kita miliki itu. Kenapa dmk ? Karena :
Anak sholeh yg selalu berdo’a utk org tuanya yg sdh meninggal, maka diibaratkan pengisian saldo kedalam rekening kita ketika kita dlm perjalanan sehingga ketika kita menggesek dg kartu ATM, saldo masih mencukupi.
Demikian juga ilmu yg bermanfaat yg pernah kita tinggalkan di dunia, ini juga dpt diibaratkan pengisian saldo rekening kita.
Amal jariyah yg pernah kita lakukan selama sesuatu yg kita jariyahi itu msh bermanfaat atau msh digunakan, mk saldo pd rekening kita juga selalu terisi.

Demikian apa yg bisa kami sampaikan keadaan saya yg saat ini sedang mengalami siksaan dan penyesalan. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar