Jumat, 27 Desember 2013

TIDAK SEMUA BID'AH ITU SESAT

¤TIDAK SEMUA BID'AH ITU SESAT¤
===================

Imam Mazhab yang empat, ulama-ulama yang telah diakui oleh jumhur ulama dari dahulu sampai sekarang sebagai ulama-ulama yang paling baik dalam memahami Al Qur’an
dan As Sunnah. Ulama-ulama yang masih sempat bertemu dan bertalaqqi (mengaji) dengan para perawai hadits atau Salafush Sholeh, contohnya Imam Syafi’i ra mengatakan:

ﻗﺎَﻝَ ﺍﻟﺸّﺎَﻓِﻌِﻲ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ - ﻣﺎَ ﺃَﺣْﺪَﺙَ
ﻭَﺧﺎَﻟَﻒَ ﻛِﺘﺎَﺑﺎً ﺃَﻭْ ﺳُﻨَّﺔً ﺃَﻭْ ﺇِﺟْﻤَﺎﻋﺎً ﺃَﻭْ ﺃَﺛَﺮًﺍ
ﻓَﻬُﻮَ ﺍﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ ﺍﻟﻀﺎَﻟَﺔُ ، ﻭَﻣﺎَ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺨَﻴْﺮِ
ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﺨﺎَﻟِﻒُ ﺷَﻴْﺌﺎً ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺍﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ
ﺍﻟﻤَﺤْﻤُﻮْﺩَﺓُ )-ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺇﻋﺎﻧﺔ 313 ﺹ
1ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ -ﺝ )

Artinya ; Imam Syafi’i ra berkata –
Segala hal (kebiasaan) yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan menyalahi (bertentangan) dengan pedoman Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataan sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebiasaan
yang baik (kebaikan) yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan tidak menyalahi (bertentangan) dengan pedoman tersebut maka ia adalah bid’ah yang terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah hasanah), bernilai pahala. (Hasyiah Ianathuth-
Thalibin –Juz 1 hal. 313)

Bidah hasanah (mahmudah) adalah segala kebiasaan (adat) yang baik (kebaikan) yang baru
(tidak terdapat di masa Rasulullah) yang tidak terkait dengan dosa yakni yang tidak
melanggar satupun laranganNya atau tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah.
¤Contoh bid’ah hasanah yang terkenal adalah peringatan Maulid Nabi...
Peringatan Maulid Nabi adalah perkara baru (bid’ah) yang tidak terkait dengan dosa yakni perkara baru (bid’ah) yang tidak melanggar satupun laranganNya
atau tidak bertentangan dengan
Al Qur’an dan As Sunnah. Peringatan Maulid Nabi dapat kita pergunakan untuk intropeksi diri sejauh mana kita telah meneladani Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, bagi kehidupan kita hari ini maupun esok.

Begitupula memperingati hari kelahiran diri sendiri dapat kita pergunakan untuk
intropeksi diri sejauh mana kita mempersiapkan diri bagi kehidupan di akhirat kelak adalah bukan perkara dosa atau terlarang.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Wal tandhur nafsun ma qoddamat li ghad“ “Perhatikan masa lampaumu untuk hari
esokmu” (QS al Hasyr [59] : 18

Kemungkinan terjadi kesalahan adalah cara kita mengisi peringatan Maulid Nabi atau cara kita mengisi peringatan hari kelahiran itu sendiri.

Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi): “merupakan Bid’ah
hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari
kelahiran Rasul shallallahu alaihi wasallam dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan,
menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul shallallahu alaihi wasallam dan membangkitkan rasa cinta pada beliau shallallahu alaihi
wasallam, dan bersyukur kepada Allah ta’ala dengan kelahiran Nabi shallallahu alaihi wasallam“.

Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah, dalam syarahnya
maulid ibn hajar berkata :
“ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi
shallallahu alaihi wasallam”

Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah, dengan karangan maulidnya yang terkenal “al aruus” juga beliau berkata
tentang pembacaan maulid,
“Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar